Selasa, 28 Agustus 2012

Indikasi Gagal Mendapat Keberkahan Ramadhan




 Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapat apa pun dari puasanya kecuali lapar.Banyak orang yang bangun malam,tetapi tidak mendapat apa pun dari bagunnya kecuali terjaga."
{Ibnu Majah,Nasa'i,ibnu Khuzaimah}

Hadits di atas seharusnya menjadi renungan buat kita, apa kita termasuk orang-orang yang sukses atau orang-orang yang GATOTO(Gagal Total) dalam melaksanakan kewajiban kita puasa ramadhan.Berikut ini akan saya uraikan indikator-indikator kegagalan dalam meraih keberkahan bulan ramdhan.

1.      Kurang "warming up" ketika menjelang bulan Ramadhan

Sebagaimana ketika kita akan melakuan olahraga berenang misalnya.Apa yang kita lakukan sebelum berenang? 'Iya' betul sekali, kita akan melakukan pemanasan terlebih dahulu.Pemanasan ini sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika kita berenang.Nah...begitu pula dengan puasa ramdhan, kita butuh pemanasan untuk menghadapi bulan yang mulia ini, misalkan: memperbanyak puasa sunnah di bulan Rojab dan Sya'ban
Pengkondisian ini sangatlah penting agar tidak muncul kekagetan-kekagetan, selama kita menjalani puasa ramadhan.






2.      Target tilawah Quran (misalkan 1 kali Khatam) tidak terpenuhi

Sangat disayangkan sekalai hal ini, bukankah bulan ramadhan disebut bualan Syahrul Quran? yaitu saat Al-Quran telah diturunkan dari Lauh Mahfudz kelangit dunia. Dan pada bulan ini juga Jibril a.s. muraja'ah bersama Rasulullah saw., yakni mengecek bacaan al-Quran yang telah diwahyukan. Sebenarnya bukan menjadi suatu yang berat untuk menargetkan 1 kalai khatam dalam satu bulan.Mari kita lihat ulama-ulama kita terdahulu, ada diantara mereka yang mengkhatamkan al-Quran satu kali setiap harinya, sebagaimana yang dilakukan oleh Umam Syafi'i rah.a. di luar bulan ramadhan. Apabila pada bulan ramdhan Imam Syafi'i mampu mengkhatamkan 2 kali setiap harinya, hak ini juga dilakukan oleh Aswad,Shalih bin Kisan, Sa'id bin Jubair rah.him dan masih banyak lagi.

3.      Ketika berpuasa tidak menjaga lisan.


Mulutmu harimaumu,

Kata-kata diatas sangat cocok digunakan untuk mengambarkan keadaan lisan kita, dia(lisan) bisa menyelamatkan dan bisa juga mencelakakan kita.Bila kita berkata baik maka tidak menutup kemungkinan lisan dapat menyelamatkan kita,lain halnya jika kita gunakan lisan ini untuk membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar,membuka rahasia,mengadu domba,menebar fitnah, berdusta, dan lain sebagainya. Maka hal ini akan menjadi kecelakaan buat kita,
Sebagaimana sabda Nabi saw.

Dari Abu Sa'id al Khudri r.a. meriwayatkan secara marfu' katanya, "Sesungguhnya ada seseorang yang mengucapkan suatu perkataan sepele yang mana ia tidak bermaksud buruk,melainkan hanya supaya orang-orang tertawa karenanya, tetapi sesungguhnya karena ucapan itu ia akan jatuh (ke dalam neraka) yang jaraknya lebih jauh daripada langit."{Hr.Ahmad III/38}

Nah......betapa pentingnya menjaga lidah ini, terlebih lagi ketika kita sedang  menjalankan ibadah puasa, dimana puasa ini bukan hanya menahan lapar dan dahaga namun juga menjaga lisan kita.

4.      Tidak menjaga padangan ketika berpuasa

Ada yang mengatakan sekarang ini zaman endan (zaman gila) dimana banyak dari saudari kita para remaji islam yang tak malu ketika membuka auratnya (nauzubillah) bakan malu kalau tidak membuka auratnya, biar tidak dikatankan mati gaya. Nah....ini menjadi permasalah kita bersama bagaimana kita bisa berusaha merubah itu. Allah swt. berfirman dalam kitab-Nya

"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang [biasa] nampak daripadanya....{Qs. Nur :31}

Betapa pentingnya menjaga pandangan, tidak hanya kaum adam namun kaum hawa juga tak boleh mengabaikan permasalahn ini.Terlebih lagi di bulan suci ramdhan, tak hanya puasa perut tapi juga puasa mata dari memandang apa-apa yang diharamkan Allah ta'ala.




5.      Balas dendam ketika berbuka

Laksana orang yang di penjara selama bertahun-tahun, ketika sudah selesai masa hukumannya.Dia keluar dari sel jeruji dan ingin melakukan hal yang tidak bisa dilaukannya ketika dihukum. Ini lah ibarat orang berpuasa, setelah seharian tidak makan dan minum.Kemudian sampai lah waktu berbuka saatnya balas dendam dimulai, dia makan apa aja yang disukai dari itu es buah,kolak, dan makanan yang lain masuk semua ke perutnya.Hmmmm... sangat disayangkan ini bisa dikatakan berlebihan, ya itu sesuatu yang tidak di sukai oleh Allah ta'ala sebagai mana firmannya:

6.      Malam-malam ramadhan seperti malam-malam di luar ramadhan.

Kita dianjurkan untuk menghidupan malam-malam ramdhan kita dengan amalan-amalan seperti shalat tarawih, memperbanyak tilawah quran, memperbanyak dzikir, dan amalan lainnya. Hal ini dilakukan agar bulan ramdhan lebih berkesan untuk mencapai derajan keta'waan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah 183

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
  
7.      10 hari terakhir tidak berusaha meraih malam Lailatul Qadar

Nah....ini menjadi hal yang terabaikan, pada saat 10 hari terakhir bulan ramdhan kebanyakan kaum muslimin sibuk mempersiapan apa-apa yang di butuhan pada saat Idul Fitri baik itu pakaian yang akan di kenakan, makan yang akan di masak, atau hal-hal lainnya. Ini sangat disayangkan sekali, seharusnya kaum muslim lebih giat lagi dalam beribadah pada 10 hari terakhir apalagi di hari-hari ganjil. Karena apa? Karena di dalam bulan ramdhan ini terdalam suatu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan atau 83 tahun 4 bulan.Maka betapa pentingnya kaum muslim yang berumur pendek ini dapat meraih keberkahan malam seribu bulan ini.

8.      Amalan bulan ramadhan tidak di istiqomahi dibulan selanjutnya.

Mungkin ini penyakit umat ini, ketika memasuki bulan ramdhan masjid-masjid penuh sesak di padati para jamaah untuk melaksanakan shalat. Namun setalah beberapa hari berlalu maka shof shalat yang semula penuh maka akan mengalami kemajuan.Apalagi ketika bulan ramadhan berakhir maka kaum muslimin yang semangat ke masjid ketika bulan ramdhan menjadi enggan berbarengan berakhirnya ramdhan
Hal ini sangat disayangkan sekali, begitu pula amalan-amalan lainnya seperti baca quran, infaq shodaqoh, dan lainnya.Perlu di tindak lanjuti di bulan-bulan berikutnya.Karena Allah menyukai amalan yang sedikit tapi kontinyu (istiqomah).

Demikianlah uraian singkat tentang indikator-indikator gagalnya meraih keberkhan ramadhan.Dan kita berdoa agar tidak termasuk didalamnya.Aamiin

Wallahu alam bi shawab




Tidak ada komentar: