Dari
Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, "Banyak orang yang berpuasa
tetapi tidak mendapat apa pun dari puasanya kecuali lapar.Banyak orang yang
bangun malam,tetapi tidak mendapat apa pun dari bagunnya kecuali terjaga."
{Ibnu
Majah,Nasa'i,ibnu Khuzaimah}
Hadits di atas seharusnya menjadi
renungan buat kita, apa kita termasuk orang-orang yang sukses atau orang-orang
yang GATOTO(Gagal Total) dalam melaksanakan kewajiban kita puasa
ramadhan.Berikut ini akan saya uraikan indikator-indikator kegagalan dalam
meraih keberkahan bulan ramdhan.
1.
Kurang
"warming up" ketika menjelang bulan Ramadhan
Sebagaimana ketika kita akan
melakuan olahraga berenang misalnya.Apa yang kita lakukan sebelum berenang?
'Iya' betul sekali, kita akan melakukan pemanasan terlebih dahulu.Pemanasan ini
sangat penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika kita
berenang.Nah...begitu pula dengan puasa ramdhan, kita butuh pemanasan untuk
menghadapi bulan yang mulia ini, misalkan: memperbanyak puasa sunnah di bulan
Rojab dan Sya'ban
Pengkondisian ini sangatlah
penting agar tidak muncul kekagetan-kekagetan, selama kita menjalani puasa
ramadhan.
2.
Target
tilawah Quran (misalkan 1 kali Khatam) tidak terpenuhi
Sangat disayangkan sekalai hal
ini, bukankah bulan ramadhan disebut bualan Syahrul Quran? yaitu saat Al-Quran
telah diturunkan dari Lauh Mahfudz kelangit dunia. Dan pada bulan ini juga
Jibril a.s. muraja'ah bersama Rasulullah saw., yakni mengecek bacaan al-Quran
yang telah diwahyukan. Sebenarnya bukan menjadi suatu yang berat untuk
menargetkan 1 kalai khatam dalam satu bulan.Mari kita lihat ulama-ulama kita
terdahulu, ada diantara mereka yang mengkhatamkan al-Quran satu kali setiap
harinya, sebagaimana yang dilakukan oleh Umam Syafi'i rah.a. di luar bulan
ramadhan. Apabila
pada bulan ramdhan Imam Syafi'i mampu mengkhatamkan 2 kali setiap harinya, hak
ini juga dilakukan oleh Aswad,Shalih bin Kisan, Sa'id bin Jubair rah.him dan
masih banyak lagi.
3.
Ketika
berpuasa tidak menjaga lisan.
Mulutmu harimaumu,
Kata-kata diatas sangat cocok
digunakan untuk mengambarkan keadaan lisan kita, dia(lisan) bisa menyelamatkan
dan bisa juga mencelakakan kita.Bila kita berkata baik maka tidak menutup
kemungkinan lisan dapat menyelamatkan kita,lain halnya jika kita gunakan lisan
ini untuk membicarakan keburukan orang lain, mengeluarkan kata-kata
kasar,membuka rahasia,mengadu domba,menebar fitnah, berdusta, dan lain
sebagainya. Maka hal ini akan menjadi kecelakaan buat kita,
Sebagaimana sabda Nabi
saw.
Dari Abu Sa'id al Khudri r.a. meriwayatkan secara marfu'
katanya, "Sesungguhnya ada seseorang yang mengucapkan suatu perkataan
sepele yang mana ia tidak bermaksud buruk,melainkan hanya supaya
orang-orang tertawa karenanya, tetapi sesungguhnya karena ucapan itu ia akan
jatuh (ke dalam neraka) yang jaraknya lebih jauh daripada
langit."{Hr.Ahmad III/38}
Nah......betapa pentingnya
menjaga lidah ini, terlebih lagi ketika kita sedang menjalankan ibadah puasa, dimana puasa ini
bukan hanya menahan lapar dan dahaga namun juga menjaga lisan kita.
4.
Tidak
menjaga padangan ketika berpuasa
Ada yang mengatakan sekarang ini
zaman endan (zaman gila) dimana banyak dari saudari kita para remaji islam yang
tak malu ketika membuka auratnya (nauzubillah) bakan malu kalau tidak membuka
auratnya, biar tidak dikatankan mati gaya. Nah....ini menjadi permasalah
kita bersama bagaimana kita bisa berusaha merubah itu. Allah swt. berfirman
dalam kitab-Nya
"Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang [biasa] nampak daripadanya....{Qs. Nur
:31}
Betapa pentingnya menjaga
pandangan, tidak hanya kaum adam namun kaum hawa juga tak boleh mengabaikan
permasalahn ini.Terlebih lagi di bulan suci ramdhan, tak hanya puasa perut tapi
juga puasa mata dari memandang apa-apa yang diharamkan Allah ta'ala.
5.
Balas
dendam ketika berbuka
Laksana orang yang di penjara
selama bertahun-tahun, ketika sudah selesai masa hukumannya.Dia keluar dari sel
jeruji dan ingin melakukan hal yang tidak bisa dilaukannya ketika dihukum. Ini
lah ibarat orang berpuasa, setelah seharian tidak makan dan minum.Kemudian
sampai lah waktu berbuka saatnya balas dendam dimulai, dia makan apa aja yang
disukai dari itu es buah,kolak, dan makanan yang lain masuk semua ke
perutnya.Hmmmm... sangat disayangkan ini bisa dikatakan berlebihan, ya itu
sesuatu yang tidak di sukai oleh Allah ta'ala sebagai mana firmannya:
6.
Malam-malam
ramadhan seperti malam-malam di luar ramadhan.
Kita dianjurkan untuk menghidupan
malam-malam ramdhan kita dengan amalan-amalan seperti shalat tarawih,
memperbanyak tilawah quran, memperbanyak dzikir, dan amalan lainnya. Hal ini
dilakukan agar bulan ramdhan lebih berkesan untuk mencapai derajan keta'waan
sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah 183
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa”
7.
10
hari terakhir tidak berusaha meraih malam Lailatul Qadar
Nah....ini menjadi hal yang
terabaikan, pada saat 10 hari terakhir bulan ramdhan kebanyakan kaum muslimin
sibuk mempersiapan apa-apa yang di butuhan pada saat Idul Fitri baik itu
pakaian yang akan di kenakan, makan yang akan di masak, atau hal-hal lainnya.
Ini sangat disayangkan sekali, seharusnya kaum muslim lebih giat lagi dalam
beribadah pada 10 hari terakhir apalagi di hari-hari ganjil. Karena apa? Karena
di dalam bulan ramdhan ini terdalam suatu malam yang lebih baik dari pada 1000
bulan atau 83 tahun 4 bulan.Maka betapa pentingnya kaum muslim yang berumur
pendek ini dapat meraih keberkahan malam seribu bulan ini.
8.
Amalan
bulan ramadhan tidak di istiqomahi dibulan selanjutnya.
Mungkin ini penyakit umat ini,
ketika memasuki bulan ramdhan masjid-masjid penuh sesak di padati para jamaah
untuk melaksanakan shalat. Namun setalah beberapa hari berlalu maka shof shalat
yang semula penuh maka akan mengalami kemajuan.Apalagi ketika bulan ramadhan
berakhir maka kaum muslimin yang semangat ke masjid ketika bulan ramdhan
menjadi enggan berbarengan berakhirnya ramdhan
Hal ini sangat disayangkan
sekali, begitu pula amalan-amalan lainnya seperti baca quran, infaq shodaqoh,
dan lainnya.Perlu di tindak lanjuti di bulan-bulan berikutnya.Karena Allah
menyukai amalan yang sedikit tapi kontinyu (istiqomah).
Demikianlah uraian singkat
tentang indikator-indikator gagalnya meraih keberkhan ramadhan.Dan kita berdoa
agar tidak termasuk didalamnya.Aamiin
Wallahu alam bi shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar